Raichul Amar Jadikan Pohon sebagai Penanda Momen Bersejarah

Dosen UIN Imam Bonjol Padang, Dr.H.Raichul Amar (kanan), menanam pohon bersama Pustakawan UIN IB, Nasrul Makdis. (ist)


Padang – Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang, Dr.H.Raichul Amar, di usianya yang semakin sepuh tidak memudarkan cintanya pada almamaternya, dengan terus berperan aktif di setiap kegiatan yang ada di kampus.

Ia pun membuat sebuah tradisi baru di lingkungan UIN IB Padang, dengan menanam pohon untuk menandai setiap momen-momen besar. Terbaru ia menginisiasi menanam tiga pohon untuk peringatan hari jadi LPM Suara Kampus ke-43, sekaligus peluncuran Majalah Edisi 8.

“Berikutnya peluncuran buku oleh Pustakawan UIN IB, Nasrul Makdis dan memperingati masa purnabakti Guru Besar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Syafruddin Nurdin,” katanya kepada Singgalang, seusai menanam pohon di pekarangan Perpustakaan UIN IB Lubuk Lintah Padang, Kamis (9/12).

Ia mengatakan, setiap manusia membutuhkan 25 pohon untuk menopang kelangsungan hidupnya. Pohon memberikannya oksigen dan mengolah CO2 yang dikeluarkan manusia, sehingga kehidupan jadi berjalan semestinya.

“Utang ini harus diangsur-angsur membayarnya,” kata penerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Kehutanan pada 2000 silam ini.

Riset membuktikan, satu orang membutuhkan 0,5 kilogram oksigen per hari. Jika umur masyarakat rata-rata 60 tahun dan satu pohon mengeluarkan oksigen 1,2 kilogram per hari maka dibutuhkan 25 pohon untuk kebutuhan oksigen orang tersebut.

“Hitungannya 0,5 dikalikan 60 tahun kali 350 hari dibagi 1,2 dikalikan 365 jadi ketemukan 25 pohon. Jadi masyarakat wajib menanam minimal 25 pohon per orang,” ujarnya.

Sementara Nasrul Makdis terkait dengan peluncuran bukunya mengatakan, ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi menulis. Antaranya mencari tahu manfaat menulis dan membaca, atur manajemen waktu untuk menulis, dan cobalah membaca karya tulis lain.

“Membaca karya tulis milik orang lain adalah salah satu cara untuk meningkatkan motivasi menulis. Karena, membaca karya milik orang lain yang sukses di pasaran akan membantu menambah referensi sekaligus menumbuhkan rasa ingin mencapai posisi yang sama,” kata dia.

Sisanya, carilah suasana berbeda untuk menulis, bergabunglah dalam komunitas penulis, carilah wadah menulis, perbanyak bahan-bahan tulisan, lalu cobalah menantang diri sendiri. Dengan mengikuti alur ini, maka Insya Allah mimpi menjadi penulis akan menjadi kenyataan. (heri)


Editor : Yuniar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *