Guspardi Gaus |
Padang – Anggota DPR dari Fraksi PAN Guspardi Gaus mendorong upaya dari berbagai tokoh masyarakat di Sumatera Barat yang mengusulkan Dr. Abdullah Ahmad” menjadi pahlawan nasional.
Abdullah Ahmad (1978-1933) merupakan sosok ulama, pengusaha pejuang yang rela berbakti dengan harta benda dan mendedikasikan hidupnya di bidang pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Di masa kolonial Belanda mendirikan lembaga pendidikan bukan perkara mudah dan butuh perjuangan besar. Sekolah Adabiah dan PGAI yang beliau dirikan lebih satu abad yang lalu masih tetap eksis sampai sekarang”, ujar anggota Komisi II DPR RI itu saat menjadi nara sumber dalam seminar nasional “ DR. H. Abdullah Ahmad” Menuju Pahlawan Nasional pada Selasa (30/11).
Menurutnya, Abdullah Ahmad merupakan pelopor dan perintis pendidikan Islam modren di Nusantara. Tahun 1909 beliau mendirikan sekolah “Adabiah” melalui Yayasan Syarikat Oesaha (YSO) merupakan sekolah pertama di Minangkabau bahkan di Indonesia. Pada 1915 berubah menjadi HIS Adabiah dengan konsep pendidikan yang memadukan pelaran agama Islam dan Alquran dengan pelajaran umum. Tahun 1918 juga mendirikan PGAI dan ikut mendorong pendirian Diniyah Puteri Padang Panjang (Madrasah khusus puteri pertama di Indonesia) dan pesantren Sumatera Thawalib Paeabek. “Tahun 1930 mendirikan Normal School di Padang yang salah satu alumninya adalah KH. Imam Zarlkasyi, pendiri pondok pesanten modern Gontor,” papar Politisi PAN ini.
Legislator asal Sumbar itu menambahkan Universitas Al-Azhar, Mesir pada 1923 menganugerahi beliau dengan gelar Doctor. Ini merupakan bukti pengakuan dunia kepada keilmuan beliau di bidang agama Islam. Gelar yang diterimanya bersama Syeikh Abdul Karim Amrullah (Ayanda Buya Hamka) merupakan gelar doctor pertama yang berikan kepada orang Indonesia. Di samping itu, semasa hidupnya Abdullah Ahmad juga tercatat mendirikan majalah Al-Munir dan Al-Akhbar serta bekerjasama dengan Hos Tjokroaminoto mendirikan majalah Al-Islam.
Beliau juga mengeluarkan hasil karya berupa buku dan kitab serta aktif menulis menyebarkan pemikiran pembaharuan sosial kemasyarakatan. Melalui tiga majalah tersebut, juga menyuarakan betapa pentingnya memiliki sebuah negara yang merdeka dan tidak dijajah.
“Sederet julukan diberikan kepada beliau seperti “Sang Perintis”, “ Wartawan Ulama”, Pejuang Pendidikan Modern Berbasis Islam” dan julukan lainnya,” sambung Guspardi yang akrab disapa Pak GG itu.
Melihat bukti sejarah dan rekam jejak serta nilai kejuangan yang sangat meyakinkan, maka Abdullah Ahmad sudah sangat pantas didorong dan diperjuangkan untuk menyandang gelar Pahlawan Nasional. Diharapkan semua elemen masyarakat dapat mendukung terwujudnya beliau menjadi pahlawan nasional. “Segera bentuk panitia dan lengkapi segala persyaratan administrasi dan mengumpulkan dokumentasi yang mendukung lainnya”, pungkas Anggota Baleg DPR tersebut.
Dalam Seminar Nasional ini juga tampil sebagai narasumber lainnya yaitu Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. Syafrida Manuoto dan Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan dan Keynote Spech oleh Prof.Dr.Irwan Prayitno, danProf.Dr. Ganefri.
Acara yang diketuai Dr.Aisyah terselenggara berkat kerja sama UNP dengan PB-PGAI itu dihadiri oleh Fauzi Bahar (Ketua PB-PGAI), Dr. Siti Fatimah (Dekan FIS UNP) dan sejumlah tokoh lainnya yang hadir serta di ikuti oleh ratusan peserta secara luring dan daring. (von)
Editor : Yuniar