Pembukaan Andalas Santri’s Cap, iven dalam rangka Milad Satu Abad Pesantren Thawalib Gunung, Rabu (24/11) di Bancah Laweh, dimeriahkan dengan tarian kolosal. (ist) |
Padang Panjang – Suasana semarak terasa pada Milad ke-100 Tahun Thawalib Gunung. Satu abad berdirinya Pondok Pesantren (pontren) ini ditandai dengan kegiatan Andalas Santri’s Camp (ASC) yang diikuti oleh 12 pontren, berasal dari Provinsi Jambi, Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Asrul, Rabu (24/11), pembukaan Kemah Santri Andalas ini berlangsung meriah dengan berbagai penampilan kesenian yang diperagakan secara massal oleh para santri Thawalib Gunung.
Rangkaian kegiatan dari Selasa (23/11) sampai dengan Jumat (26/11) di Lapangan Khatib Sulaiman ini, sekaligus dalam rangka menyongsong Hari Jadi Kota (HJK) Padang Panjang ke-231. Turut hadir, Forkopimda, pemuka masyarakat Nagari Gunung dan undangan lainnya.
Wawako Asrul dalam sambutannya menyampaikan dukungan atas kegiatan yang diikuti lebih kurang 399 santri termasuk para pendamping ini. “Selaku pimpinan daerah, kami sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kegiatan ini,” katanya.
Dikatakannya lagi, Satu Abad
Pontren Thawalib Gunung telah menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan di Kota Padang Panjang. Khususnya bagi institusi yang berlandaskan agama. “Saya atas nama masyarakat dan pemerintah ikut merasa bahagia atas pencapaian satu abad Thawalib Gunung,” tuturnya.
Asrul berharap kegiatan ASC dapat menumbuhkembangkan pengetahuan dan karakter santri. “Kami berharap ASC dapat memberikan gambaran bagi para santri, alasan kenapa kita belajar sungguh-sungguh,” ujarnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama H. Alizar mengatakan, tema ‘Merajut Ukhuwah untuk NKRI, Kuat Bermartabat” pada acara tersebut merupakan tema yang bermakna sangat dalam dan relevan, senyawa, seinti dengan pondok pesantren.
Menurutnya, para santri sangat berperan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Perlawanan mengusir penjajah, baru muncul setelah keberadaan pendidikan halaqah cikal bakal pesantren. Para pahlawan di negari ini mayoritas oleh orang-orang pondok pesantren,” sebutnya.
Sementara itu, Pimpinan Thawalib Gunung, Ustadz H. Muhammad Mahfuz Mustia, Lc mengatakan, kegiatan ASC diselenggarakan guna merajut ukhuwah, mencairkan kebekuan dan meraih berkah.
“Orang mukmin seperti bangunan yang saling menguatkan. Kita tidak ada lomba antarpontren dalam acara ini. kita membuat 15 kelompok yang masing-masingnya diisi oleh berbagai pontren untuk berbagai kegiatan. Kita menghilangkan sekat antar pontren,” ungkapnya.(mus)
Editor : Edwardi