Sejumlah mahasiswa peserta pelatihan menulis esai, sedang mempraktekkan keterampilan mereka, kendati hanya menggunakan smartphone untuk mengetikkan nya.(ist) |
Bukittinggi – Menulis esai lalu mempublikasikannya melalui media massa, bukan hanya menjadi bagian dari kegiatan mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), tetapi juga mahasiswa dari program studi lainnya.
Hal itulah yang dibuktikan mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Sabtu (20/11), di Gedung England Kampus IAIN Bukittinggi Kubang Putiah.
Sebanyak 30 mahasiswa terlihat antusias mengikuti bimbingan, seminar, dan pelatihan menulis esai bersama Wartawan Utama Harian Umum Singgalang Musriadi Musanif, S.Th.I.
Ketua Panitia Iga Diah Ipangga dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Hadis FUAD-IAIN Bukittinggi M. Adrika Wahyu menyebut, keterampilan menulis opini, terutama dalam bentuk esai menjadi penting bagi mahasiswa Ilmu Hadis, karena dengan esai yang menarik, berbagai gagasan dan pemikiran bisa dipublikasikan melalui media massa, sehingga dapat dicerna dan dipahami publik dengan baik.
‘’Melalui kegiatan ini kami berupaya memberikan pelatihan kepenulisan kepada mahasiswa, sehingga bisa mengembangkan minat dan bakatnya di bidang tulis menulis,’’ katanya.
Para peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan sejak pagi hingga sore, baik ketika pemaparan materi, maupun saat dilakukan diskusi dan praktek menulis. Para peserta, kendati hanya dengan menggunakan smartphone dapat menyelesaikan penugasan penulisan esai, sesuai target dan waktu yang disediakan oleh narasumber.
Musriadi dalam pemaparannya menegaskan, mahasiswa sepatutnya mampu menjadi penulis handal, sehingga gagasan pemikirannya bisa bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat. ‘’Jangan hanya makalah melulu, skripsi dan karya ilmiah semata yang kemudian akan mengendap tanpa manfaat, tetapi tulis jugalah esai, artikel, dan kajian-kajian yang bisa dipublikasikan melalui media massa yang kini tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat,’’ katanya.
Fakta menunjukkan, ucapnya, banyak orang pandai bertutur, tapi gagap ketika menuliskan; banyak orang pandai bertutur, pandai menuliskan; banyak orang gagap bertutur, gagap menuliskan; dan banyak orang gagap bertutur, pandai menuliskan. Mahasiswa FUAD-IAIN Bukittinggi, tegasnya, harus menjadi orang yang pandai bertutur, lalu pandai pula menuliskannya.
Mahasiswa, tegasnya, bila menjadi orang yang pandai menulis dan karya tulisnya terpublikasi melalui media massa, hampir dapat dipastikan memiliki kompetensi lebih dari mahasiswa lainnya. Untuk itu, dia berharap, tradisi kepenulisan bisa tumbuh subur di lingkungan mahasiswa IAIN Bukittinggi dengan dimotori mahasiswa Ilmu Hadis.(mus)
Editor : Yuniar