BKOW Sumbar Serius Lestarikan Pakaian Adat Minangkabau

Pengurus BKOW Sumbar foto bersama dengan para model pakaian adat Minang, di Hotel Axana Padang.(ist)


Padang – Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar sosialisasi pelestarian pakaian adat Minangkabau bagi organisasi perempuan Se-Sumbar, di Hotel Axana Padang, Jumat (26/11). Beragam pakaian adat dipamerkan, terutama pakaian penganten dan pakaian hari-hari besar di Ranah Minang.

Ketua panitia, Zulneli Zubir, mengatakan kegiatan ini beranjak dari rasa prihatin karena banyak generasi muda yang tidak tahu pakaian adatnya sendiri. Kalaupun ada yang melek pakaian adat, cara pemakaiannya pun tidak sesuai de ngan kaidah yang ada.

“Pakaian adat di Sumbar itu harus sesuai dengan tempat, waktu, dan keadaan, masing-masingnya berbeda karena memiliki fungsi dan makna masing-masing,” katanya. 

Baca Juga  Susur Sungai, Petugas BPBD Temukan 6 Wilayah Rawan Banjir di Solok

Oleh karena itu, BKOW yang terdiri dari gabungan organisasi wanita di Sumbar, menggelar acara ini. Setidaknya ada 100 peserta yang ikut andil, berasal dari seluruh daerah di Sumbar.

Sementara Ketua Umum BKOW Sumbar, Ny.dr.Fitria Amalia Audi, mengatakan banyak jenis dan model pakaian adat di Minangkabau, sesuai dengan daerah asalnya. Pakaian adat wanita Minangkabau sesuai dengan kaidah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK).

“Pakaian wanita Minangkabau tak sekedar menutup aurat, tapi juga longgar, tidak memamerkan lekuk tubuh wanita,” ungkapnya.

BKOW akan serius berusaha melestarikan pakaian adat Minangkabau, dengan berbagai kegiatan. Harapannya, generasi muda Minang semakin paham dengan pakaian adat daerahnya, juga tahu pula kapan pakaian tersebut harus dipakai.

Baca Juga  14 Kapal Nelayan Tenggelam di Kalimantan Barat, 9 Masih Raib

Sedangkan Penasehat BKOW Sumbar, Ny.Hj.Harneli Bahar, mengatakan jangan sampai memakai pakaian yang tidak sesuai, karena bisa mengurangi makna dari pakaian itu sendiri. Di Minang, pakaian wanita yang sudah menikah, pantangan dipakai oleh anak gadis, karena bisa jadi salah persepsi.

“Kelestarian pakaian adat Minang harus dijaga, di tengah kerasnya arus globalisasi. Ja ngan diubah-ubah meski ada pengaruh budaya lain. Jangan hanya indah tapi juga berkah,” ungkapnya.

Ia pun menghimbau para publik figur, dari artis, ibu-ibu pejabat dan lainnya, agar senantiasa menjaga marwah pakaian adat Minang. Jangan padukan pula dengan budaya lain, seperti sunting dengan kebaya ketat, jelas itu tidak pada tempatnya.

Baca Juga  Barcelona vs Boca Juniors di Maradona Cup

Sementara, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Quartita Evari Hamdiana, mewakili wakil Gubernur Sumbar, mengatakan masyarakat Sumbar harus bangga dengan sistem matrilineal yang menempatkan perempuan di tempat terhormat. Maka dari itu, hendaklah hal ini dijaga dengan baik. (von)


Editor : Yuniar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *