Padang – PT Bank Nagari menerima piagam keanggotaan CSIRT (Computer Security Incident Response Team) dari BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
Piagam tersebut diserahkan Direktur Keamanan Siber dan Sandi Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata DR. Edit Prima, M.Kom, kepada Direktur Utama Bank Nagari M. Irsyad di Kantor Pusat Bank Nagari Jl. Pemuda No.21 Padang, belum lama ini.
Dirut Bank Nagari M.Irsyad saat itu juga didampingi oleh Direktur Keuangan Sania Putra dan Kepala Divisi Teknologi Informasi Dedi Indra.
M. Irsyad mengatakan dengan masuknya Bank Nagari sebagai anggota CSIRT akan lebih mudah dalam penanganan cyber security atau keamanan siber/digital. Serta akan membantu Bank Nagari untuk koordinasi dalam penanganan insiden juga memudahkan untuk bertukar informasi antar CSIRT Nasional dan Internasional terkait jenis serangan siber yang sedang tren.
“Hal ini akan sangat membantu Bank Nagari menjaga keamanan produk – produk digital bank Nagari dari ancaman siber,” kata M.Irsyad.
Dikatakannya Bank Nagari telah memulai usaha pengembangan teknologi perbankan sejak 2017 lalu dan sangat membantu pada masa pandemi.
“Meski ada sejumlah pembatasan karena wabah, namun tidak mempengaruhi pelayanan Bank Nagari karena bank telah berdaya dalam hal teknologi sehingga semua transaksi bisa dengan sistem digital,” ujar M. Irsyad.
Layanan digital Bank Nagari seperti Mobile banking misalnya, sejak pandemi Maret 2020 lalu hingga akhir 2020, jumlah penggunanya naik hingga 61 persen dari 54 ribu nasabah menjadi 87 ribu lebih pada akhir Desember 2020.
Begitupun layanan digital Bank Nagari lainnya seperti SMS banking, SMS notifikasi, Nagari Cash Management (NCM), jasa layanan keuangan yang ditujukan untuk nasabah perorangan dan non-perorangan, Autodebet, Nagari Portal Payment (mengelola pembayaran), dan QRIS (Quick Response code Indonesian Standard) yang baru dilaunching pada 2019 secara nasional juga mengalami peningkatan jumlah pengguna pada akhir tahun 2020.
Tak hanya pengguna meningkat, namun frekuensi layanan digital juga bertambah. Jika pada Desember 2019 frekuensi transaksi Mobile Banking hanya 3,2 juta dengan nominal Rp1,267 triliun. Pada akhir 2020 menjadi 9,8juta transaksi dengan nominal Rp3,5 triliun atau secara frekuensi meningkat 206% dan secara nominal tumbuh 176%.
Peningkatan teknologi ini membuat pendapatan non bunga (fee based income/FBI) Bank Nagari juga naik dari Rp31 miliar pada 2019 menjadi Rp38 miliar pada 2020 atau mengalami pertumbuhan sebesar 20,14 persen atau Rp6,366 miliar.
FBI adalah usaha sebuah bank dalam mencari pendapatan lain di luar pendapatan bunga kredit, salah satunya jalannya adalah dari pendapatan pemberian jasa-jasa kepada nasabahnya.
“Selama masa pandemi 2020, Fee Based Income kita rata-rata sudah Rp3 miliar per bulan, cukup signifikan naiknya dengan tahun 2019 yang hanya Rp1,5 miliaran per bulannya,” kata Sania menambahkan.
Oleh karena itu Bank Nagari pada tahun 2021 ini tetap akan menjadikan teknologi dan digitalisasi sebagai ujung tombak pertumbuhan bisnis dan dukungan keamanan siber akan menjadi penguat dan meminimalkan risiko dalam bertransaksi. (von)
Editor : Yuniar