Peserta pelatihan tata kelola bisnis destinasi wisata, foto bersama pejabat daerah yang mengurusi kepariwisataan di Kabupaten Tanah Datar, usai mengikuti prosesi seremonial pembukaan pelatihan.(ist) |
Tanah Datar – Kendati pun masyarakat Minangkabau dikenal sebagai etnis ramah terhadap sesama, namun keramahtamahan itu masih menjadi kendala dalam memajukan pariwisata di daerah ini.
‘’Masalah utama kepariwisataan kita adalah keramahtamahan. Banyak keluhan pengunjung atau wisatawan terkait hal itu. Para pelaku wisata kita dalam menerima kunjungan wisatawan di destinasi wisata tertentu, dinilai masih kurang ramah. Sisi kebersihan juga banyak menjadi keluhan,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Abdul Hakim.
Hakim menyatakan, untuk memotivasi para pelaku wisata, pihaknya bersama Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar melombakan destinasi wisata, sehingga jadi termotivasi untuk melakukan yang terbaik, mengedepankan keramahtamahan, dan menjaga kebersihan.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai salah satu wadah berhimpun pelaku usaha pariwisata di daerah, menurutnya, memiliki peranan penting dalam mengatasi keluhan pengunjung atau wisatawan itu. Untuk itu, pokdarwis yang tergabung ke dalam Jejaring Desa Wisata (jadesta) perlu menyamakan irama kerja, sehingga wisatawan menjadi senang dan puas berkunjung ke Sumbar.
Sementara itu, Sekdakab Tanah Datar Iqbal Ramadi Payana, Jumat (22/10), saat memberi sambutan ketika membuka Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Wisata di Batusangkar mengatakan, kekayaan kepariwisataan Tanah Datar saat ini masih banyak terpendam, sehingga memerlukan kerja keras semua pihak untuk menggali dan mengelolanya.
‘’Melalui pelatihan ini mari kita tingkatkan sumber daya manusia pariwisata dan peran serta masyarakat, sehingga pengelolaan kepariwisataan Tanah Datar berlangsung dengan baik, khususnya dalam hal tata kelola bisnis, pemasaran, dan pelayanan di destinasi wisata,’’ ujar Iqbal.
Iqbal mengatakan, sektor kepariwisataan merupakan agenda prioritas Pemkab Tanah Datar, sebagaimana termaktub di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JMD) Tahun 2021-2026, dan menjadi misi keempat yang dirumuskan ke dalam redaksional: ‘’Pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis adat, budaya dan sumber daya alam.’’
Sekda mengakui, pandemi Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Tanah Datar, karena pemerintah melakukan berbagai pembatasan untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut. Kini, sebutnya, dengan semakin membaiknya penanganan penularan Covid-19, maka pemerintah dan masyarakat kembali mencari solusi terbaik dalam menata perekonomian, termasuk dalam hal ini adalah pembangunan sektor pariwisata.
‘’Dengan kembali dibukanya objek wisata dan diizinkannya menyelenggarakan iven wisata, kita berharap semua pendukung kepariwisataan kembali bisa beroperasi, mencakup destinasi wisata, restoran, hotel, dan fasilitas pendukung lainnya. Tapi, tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,’’ ujarnya.
Terkait dengan perbaikan layanan di destinasi wisata, Iqbal meminta agar semua elemen terkait memperhatikannya dengan maksimal, sehingga tidak ada lagi keluhan wisatawan bila berkunjung ke Tanah Datar. Bersamaan dengan itu, strategi pemasaran dengan memanfaatkan teknologi, serta perlunya kerjasama di berbagai elemen, agar terjadi peningkatan kualitas SDM pengelola pariwisata.
Kini, kata Iqbal, zamannya media sosial yang mana penyebarluasan informasi berlangsung dengan cepat. Semua elemen kepariwisataan Tanah Datar, tegasnya, harus cepat beradaptasi dengan era itu, sehingga bermanfaat luas untuk mengembangkan layanan. (mus)
Editor : Yuniar