Bank Nagari Luncurkan MaRandang di Padang

 

Dirut Bank Nagari Muhamad Irsyad, didampingi Walikota Padang Hendri Septa, menyerahkan secara simbolis kredit MaRandang kepada pedagang kaki lima di kawasan Pasar Raya Padang, Jumat (22/10) lalu. (ist)

Padang – Bank Nagari terus menunjukkan komitmennya dalam  menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satunya melalui program pinjaman super mikro Melawan Rentenir Daerah Ranah Minang (MaRandang).

Untuk Kota Padang, peluncuran MaRandang digelar pada Jumat (22/10) lalu di kawasan kawasan Padang Theater Pasar Raya Padang. Secara simbolis, pedagang kaki lima di kawasan Pasar Raya Padang itu, menerima kredit tersebut melalui Bank Nagari Cabang Pasar Raya.

Peluncuran program MaRandang tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Bank Nagari, Muhamad Irsyad, Wali Kota Padang, Hendri Septa, Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Yusri, Deputi BI Sumbar, Dadang Arif Kusuma, Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Andree Algamar, serta unsur Forkompimko Padang.

Dirut Bank Nagari M Irsyad mengatakan, Program KUR Super Mikro yaitu MaRandang (Melawan Rentenir di Ranah Minang) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu perekonomian usaha mikro dalam masa sulit akibat pandemi. 

Baca Juga  Merajut Ukhuwah Sesama Kader, DPC PBB Padang Panjang Laksanakan Outbond

Irsyad menjelaskan, program ini tidak perlu agunan. Cukup usaha yang layak. Lama usaha juga bisa kurang dari enam bulan. Dalam setahun, Bank Nagari hanya membebankan bunga enam persen. Bahkan sampai akhir tahun 2021 pemerintah memberikan subsidi bunga tiga persen sehingga masyarakat hanya perlu membayar bunga tiga persen.

Ia melanjutkan karena tujuannya melawan keberadaan rentenir, maka harus bisa menciptakan proses pembiayaan cepat dan syarat yang mudah.

Kemudian di sisi murah, bunga atau margin yang dibayar nasabah sangat kecil yaitu hanya 6 persen setahun atau 0,5 persen per bulan. Besaran margin atau bunga tentu sangat jauh lebih kecil dibandingkan bunga kepada rentenir yang bisa mencapai 10 persen per minggu atau 40 persen per bulan atau 480 persen per tahun.

“Bahkan banyak rentenir yang memotong pokok pinjaman tersebut untuk pembayaran bunga itu di awal pinjaman sehingga yang diterima tidak utuh,” tuturnya.

Saat ini, kata Irsyad, aset Bank Nagari sudah mencapai Rp27 triliun. Dengan adanya 15 ribu merchant QRIS saat ini, diharapkan Bank Nagari akan semakin berkembang ke depannya.

Baca Juga  Bolos Sekolah Tatap Muka, Pelajar SMA di Pariaman Malah Santai di Lokasi Wisata

Kepala OJK Sumbar Yusri mengapresiasi program yang dilakukan oleh Bank Nagari tersebut. Yusri menilai, apa yang dilakukan oleh bank kebanggaan pemerintah Sumatra Barat tersebut sangat membantu pedagang yang terganggu dalam hal permodalan.

Sementara itu, Walikota Padang Hendri Septa mengatakan dengan adanya sistem Program Marandang, ini bisa mengatasi rentenir yang ada di Ranah Minang.”Kita berusaha memberikan langkah baik-baik, agar pelaku usaha kita tidak terbebankan dengan bunga dan perlakun rentenir,” katanya.

Hendri Septa, berharap program ini berlanjut ke depannya untuk membantu pedagang kaki lima, tidak hanya di Pasar Raya, namun di pasar-pasar tradisional lainnya.

“Selain MaRandang, kita juga launcing QRIS, dengan adanya sistim digitalisasi ini, pedagang bisa terbantu dan terjauh dari peredaran uang palsu,” kata Hendri Septa.

Selain kegiatan launching program MaRandang, dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan MoU Co-branding Bank Nagari Cabang Pasar Raya Padang dengan Keluarga Besar Pedagang Kaki Lima (KBPKL) Pasar Raya Padang, tentang pembuatan kartu ATM yang sekaligus berfungsi sebagai kartu anggota. Serta penyerahan QRIS pedagang anggota KBPKL.

Baca Juga  Longsor di Jalinsum Padang-Solok, Akses Jalan Lumpuh Total

Sejalan dengan itu, juga digelar kegiatan Business Matching salah satu rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan Program OJK tahun 2021. Kegiatan ini meliputi fasilitas pemberian kredit / pembiayaan bagi masyarakat pelaku usaha kecil dan mikro dan pemberian edukasi / capita selekta oleh salah seorang pengggiat masyarakat UM KM Sumbar yang telah berkiprah di tingkat nasional yaitu Masril Koto. Pada forum itu, ia menceritakan pengalamannya tentang pemberdayaan UMKM kepada para pedagang di lingkungan Pasar Raya. (heri)


Editor : Musriadi Musanif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *