Pengabdian Masyarakat Dosen FT UNP Kembangkan Potensi Nagari Anding

Dosen UNP menyerahkan dua unit peralatan kepada masyarakat di Nagari Andiang dalam kegiatan pengabdian masyarakat. (ist)

Limapuluh Kota – Kenagarian Andiang di Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota memiliki potensi alam yang potensial untuk dikembangkan. Di sana, juga ada usaha ikonik masyarakat berupa peternakan ayam, selain menjadi petani sawah.

Kotoran ayam dari usaha peternakan itu selama ini menurut Wali Nagari Andiang, Gusrial, baru dimanfaatkan sebagai pupuk. Biasanya dijual seharga Rp25 ribu per karung. Harga itu terbilang masih rendah bila menimbang tenaga yang dibutuhkan untuk pengumpulan kotoran yang cukup melelahkan. 

Mencermati masalah itu, Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang (UNP) yang diketuai Dr. Refdinal, MT., dan Anggota Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd., dan Donny Fernandez, S.Pd., M.Sc., berinisiatif melakukan tindak lanjut untuk peningkatan nilai ekonomis dari kotoran peternakan ayam tersebut. “Inovasi yang akan dilakukan adalah mengolah kotoran ayam menjadi pupuk granul, ” kata Dr. Refdinal, MT. Pupuk granul merupakan pupuk dengan basic pupuk kandang, namun dapat diolah menjadi tidak berbau dan memiliki bentuk menarik. “Biasanya modifikasi pupuk granul ini digunakan sebagai pupuk tanaman hias,” katanya lagi.

Baca Juga  Korban Tewas Banjir Bandang Jerman-Belgia Capai 128 Jiwa

Pilihan mengolah kotoran ayam menjadi pupuk granul diinisiasi tim Pengabdian Masyarakat ini karena booming-nya tanaman hias, baik jenis keladi maupun tanaman hias lain nya yang digemari masyarakat sekitar tempat itu. 

Di pasaran, harga pupuk granul khusus untuk tanaman hias mencapai Rp25 ribu per kilonya. 

Refdinal mengatakan, dalam pembuatan pupuk granul diperlukan alat pengolahan berupa mekanisme piringan putar yang berfungsi untuk mencampur material dasar berupa kotoran ayam dengan bond sebagai perekatnya. “Alat ini, kami buat dengan melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari tugas akhir mereka. Pembuatan alat pengaduk pupuk granul ini didanai oleh dana PNBP LP2M Universitas Negeri Padang tahun 2021,” terangnya lagi.

Baca Juga  Prestasi Madrasah Semakin Mantap

Miliki beras berkualitas

Selain peternakan ayam yang menjadi ikonik di nagari itu, pertanian padi di sana juga butuh perhatian yang serius. Apalagi, beras dari sawah-sawah masyarakat memiliki kualitas yang baik dan terkenal dengan istilah “Sawah Anding”.

Keberadaan sawah ini juga menjadi perhatian serius tim pengabdian masyarakat FT UNP lainnya. Tim yang diketuai Drs. Nelvi Erizon, M.Pd., serta anggota Drs. Irzal, M.Kes dan Drs. Yufrizal, M.Pd., menyerahkan mesin perontok padi yang mampu membantu pekerjaan petani pasca panen. “Mesin perontok padi merupakan tugas akhir mahasiswa yang selanjutnya akan dihilirisasi ke masyarakat untuk dimanfaatkan. Kegiatan ini juga didanai oleh pendanaan PNBP LP2M Universitas Negeri Padang,” sebut Nelvi Erizon.

Dengan adanya kegiatan pengabdian para dosen FT UNP ini, masyarakat Kenagarian Andiang mendapat dua mesin inovasi karya mahasiswa, yaitu mesin pengolah pupuk granul dan mesin perontok padi.

Baca Juga  Matangkan Kesiapan Pameran Apkasi 2021

Serah terima alat dilaksanakan di Kantor Kenagarian Andiang yang dihadiri beberapa tokoh masyarakat dan perangkat kenagarian setempat.

Perwakilan Masyarakat Petani, Dewi Hartati menyampaikan terima kasih atas bantuan dan perhatian dosen FT-UNP kepada petani yang ada di kenagarian Andiang. 

Hal senada juga disampaikan, Wali Nagari Andiang, Gusrial merasa senang dan bangga serta menyampaikan terima kasih dan berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap tahunnya. 

“Kegiatan seperti ini dapat menjadi motivasi bagi  para petani dalam menjalankan pekerjaannya,” pungkasnya. (yuni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *