ACT Solok Berikan Bantuan pada Guru Honorer

Salah seorang guru honorer sekolah swasta yang terpaksa menjual kerupuk keliling untuk penambah penghasilan. Kondis guru tersebut  perhatian dan  sentuhan program Sahabat Guru Indonesia (SGI) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Solok. (ist)

Solok – Melalui program Sahabat Guru Indonesia (SGI), Aksi Cepat Tanggap (ACT) Solok Sumbar berikan bantuan biaya hidup kepada sejumlah guru honor di sekolah negeri, maupun sekolah swasta di Kota Solok. Bantuan biaya hidup guru ini, dimaksudkan  untuk ikut membantu kesejahteraan kehidupan guru.  

Tim Program ACT Solok,  Chahyo Shaputra menyebutkan,  bantuan yang diberikan berupa uang tunai. 

Hal itu dilakukan mengingat  masih banyak guru honorer yang mendapatkan penghasilan minim, bahkan di bawah UMR.

“Para guru yang menerima manfaat  bantuan biaya hidup dari program SGI sebanyak enam orang,  yakni Yuliasmi, Okta Ariska, Tuti, Rina, Yernifa dan Doni Alfiz,” kata Chahyo.

Pihaknya beraharap, dengan  bantuan tersebut dapat memberikan dampak baik bagi para guru yang sudah mengabdi rata-rata diatas 10 tahun. “Ke depan kita harapkan  program Sahabat Guru Indonesia (SGI) dapat menjangkau hingga pelosok Kota dan Kabupaten Solok,” ujar Chahyo kepada Singgalang, Jumat (10/9).

Ditambahkan,  ACT Solok memprioritaskan guru honorer yang sudah mengabdi lebih dari sepuluh tahun dan mempunyai penghasilan minim. Langkah ini  upaya untuk meningkatkan produktivitas guru dalam mencerdaskan anak-anak di lingkungannya.

Salah seorang guru penerima program SGI dari ACT Solok, Doni Alfiz, mengaku bersyukur mendapat perhatian  dari ACT Solok. Dirinya berharap, dengan  adanya program Sahabat Guru Indonesia dari ACT, telah menjadi penyemangat bagi dirinya untuk terus mendidik anak-anak.

“Semoga semua menjadi ladang amal ibadah bagi para sahabat dermawan yang telah peduli dengan kami selaku guru honorer. Diharapkan program ini hendaknya  terus berlanjut, sehingga mampu menjadi motivasi bagi guru dan juga murid kami,” ucap Doni.

Dari pengakuannya, Doni Alfiz atau yang biasa disapa dengan Ustadz Doni, sudah mengabdi sebagai guru honorer selama 11 tahun  di salah satu Sekolah Swasta di Kota Solok.

Dengan penghasilan hanya Rp 60.000 perbulan,  tentunya tidak  cukup untuk menutupi kebutuhannya bersama keluarga. “Karena alasan itu,  selain menjadi guru honorer, kami juga berjualan kerupuk keliling setiap hari. Sebagai guru honorer, kami menerima penghasilan yang jauh dari kata layak. Tetapi kondisi ini tidak akan menyurutkan kami untuk mengajar, “ ungkap  ustadz Doni. (von)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *