Hujan deras, luapan sungai, dan bendungan yang jebol menyebabkan banjir parah di Jerman dan Belgia.(ist) |
Jakarta — Banjir bandang yang menerjang wilayah Eropa Barat menewaskan setidaknya 128 orang sementara ratusan orang lainnya hilang. Menurut pihak berwenang pada Jumat (16/7), upaya penyelamatan skala besar terus dilakukan.
Wilayah dengan dampak kerusakan terberat dialami Jerman dan Belgia. Mengutip CNN, perumahan warga di dua negara tersebut terendam banjir dan beberapa mobil warga juga terjepit di antara puing-puing bangunan.
Di Jerman, berdasarkan data AFP, sedikitnya 108 tewas akibat banjir di dua negara bagian, dengan distrik Ahrweiler jadi wilayah yang paling parah terdampak. Sementara di Belgia, korban tewas mencapai 20 orang.
Media Jerman Bild menyebut bencana ini sebagai “banjir kematian”.
Pihak berwenang negara bagian Rhineland-Palatinate melaporkan sediktinya 1.300 orang hilang dalam musibah ini. Pencarian besar-besaran pun masih terus dilakukan, sebagaimana dikutip cnnindonesia.
“Ujungnya belum terlihat,” ujar Ulrich Sopart dari kantor kepolisian Koblenz, Rhineland-Palatinate.
Pihak berwenang berharap misi pencarian bisa segera menemukan korban hilang, terutama kini jaringan telepon mulai dipulihkan.
Akibat musibah ini, setidaknya 165 ribu orang di Rhineland-Palatinate dan Rhine-Westphalia Utara tidak mendapat pasokan lisrik.
Sementara itu, korban tewas di North Rhine-Westphalia kini berjumlah 43 orang sedangkan di Rhineland-Palatinate telah meningkat menjadi 62 jiwa dan 362 warga mengalami luka-luka.
Banjir di Jerman barat dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Akibatnya, bendungan di sepanjang sungai Rur di negara bagian North Rhine-Westphalia jebol pada Jumat (16/7) malam. Dalam musibah itu sekitar 700 warga di Ophoven dievakuasi ke lokasi yang aman.
Guna mencegah korban bertambah, petugas telah menerjunkan tim untuk memantau dengan cermat waduk-waduk di wilayah tersebut.
Lebih lanjut pihak berwenang melaporkan jika cuaca tidak bertambah buruk, warga North Rhine-Westphalia yang tinggal di pengungsian kemungkinan besar dapat kembali ke rumah mereka pada hari Minggu (18/7) besok.
Dari hasil pemantauan drone pada hari sebelumnya, petugas tidak menemukan kerusakan yang signifikan. Petugas juga telah membuka saluran yang tersumbat untuk membantu penyaluran air.
Dalam musiba ini, pemerintah Jerman telah mengerahkan 850 tentara untuk membantu proses evakusi korban. (*)