Rusia – Mantan kepala angkatan bersenjata Inggris kemarin memperingatkan jika ini adalah “waktu yang krusial” di tengah kekhawatiran Perang Dunia Ketiga.
Lord Richard Dannatt mengeluarkan peringatan itu ketika Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk “mengenai target” setiap kapal yang memasuki perairan mereka.
Janji itu muncul setelah sebuah kapal perang melepaskan tembakan peringatan dan sebuah pesawat tempur menjatuhkan bom di dekat HMS Destroyer pada Rabu (23/6) karena “secara ilegal” memasuki apa yang diklaim Rusia sebagai perairan teritorialnya di Laut Hitam, sebagaimana dikutip okezone.
Ketika Lord Dannatt ditanya apakah bentrokan itu berarti “waktu yang krusial,” dia mengiyakannya.
Dia menambahkan orang-orang terkasih dari para pelaut di atas kapal Inggris yang bermuatan rudal senilai 1 miliar poundsterling (Rp20 triliun) “akan khawatir” dengan bentrokan tersebut.
Dia juga menepis klaim “cods-wallop” bahwa tembakan yang ditembakkan ke kapal Inggris hanyalah bagian dari latihan senjata Rusia.
Pensiunan jenderal itu menambahkan Putin sedang “menguji kehendak Barat”.
“Saya sedikit terkejut bahwa Kementerian Pertahanan mengecilkannya,” ujarnya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemarin diketahui berpose di belakang kemudi kendaraan militer di Aldershot Garrison, Hants.
Dia menyatakan “sepenuhnya benar” bagi HMS Defender untuk melakukan perjalanan melalui perairan Krimea karena Inggris tidak mengakui klaim Rusia atas wilayah tersebut.
Tetapi Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memperingatkan hal itu. “Kita dapat memanggil orang-orang untuk menghormati akal sehat dan hukum internasional,” terangnya.
“Tetapi jika itu tidak membantu, kita tidak hanya dapat mengebom jalur kapal, tetapi juga mengenai sasaran,” lanjutnya.
Seperti diketahui, HMS Destroyer ditembakkan dua kali oleh kapal patroli perbatasan Rusia sebelum pesawat tempur SU-24 menukik untuk menjatuhkan empat bom peringatan ke arah kapal sebelum mundur.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan kepada Interfax, bahan peledak itu dijatuhkan di dekat Krimea. HMS Defender diduga menolak untuk mendengarkan peringatan radio sebelum tembakan dilepaskan.
“Destroyer telah diperingatkan bahwa senjata akan digunakan jika melewati perbatasan Federasi Rusia. Kapal itu tidak bereaksi terhadap peringatan itu,” terangnya.
“Sebagai hasil dari tindakan bersama Armada Laut Hitam dan Layanan Perbatasan dari Layanan Keamanan Federal Rusia, HMS Defender meninggalkan laut teritorial Federasi Rusia pada pukul 12.23 malam,” ungkapnya.(*)