Putin Bantah Rusia Bakal Pasok Satelit Canggih untuk Iran

   

Presiden Rusia, Vladimir Putin membantah kabar bahwa negaranya akan mengirimkan sistem satelit canggih ke Iran untuk meningkatkan kemampuan mata-matanya. (AP/Sergey Pyatakov)

Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin membantah kabar bahwa negaranya akan mengirimkan sistem satelit canggih ke Iran untuk meningkatkan kemampuannya memata-matasi Israel.

Sebagaimana dikabarkan Washington Post sebelumnya, Rusia dikabarkan tengah mempersiapkan sebuah satelit Kanopus-V dengan kamera resolusi tinggi untuk Iran. Satelit itu dilaporkan bisa membantu ISIS untuk memantau fasilitas musuh-musuhnya di Timur Tengah.

Baca Juga  BLT Subsidi Gaji Tahap II untuk 1,25 Juta Pekerja Segera Cair

Putin menolak laporan tersebut dan menyebutnya sebagai ‘sampah’. “Itu hanya berita palsu. Saya tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Itu hanya omong kosong, sampah,” ujar Putin, melansir AFP.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara menjelang KTT, Putih mengaku bahwa Rusia memiliki rencana kerja sama dengan Iran, termasuk dalam bidang militer dan hal-hal teknis.

Laporan tersebut menyebut, satelit itu memungkinkan Iran untuk memantau pangkalan Israel dan kehadiran pasukan AS di Irak.

Baca Juga  262 Napi Lapas Narkotika Sleman Positif Covid-19

Satelit juga diprediksi akan diluncurkan di Rusia. Sebelumnya, Rusia juga diketahui telah membantu kru yang akan mengoperasikan satelit dari lokasi baru di Kota Karaj, Iran bagian utara.

Namun, kekhawatiran muncul di balik pemberian satelit ini. Berbagai pihak khawatir Iran akan berbagi satelit dengan para milisi pendukungnya seperti Yaman, Irak, dan Libanon, sebagaimana juga dikutip cnnindonesia.com.

Laporan pemberian satelit ini muncul beberapa hari sebelum Presiden AS, Joe Biden dan Putin bertemu di Jenewa pada 16 Juni mendatang.

Baca Juga  Diusut Polisi, Tarung Bebas Makassar Tetap Kembali Digelar

Rincian pengadaan satelit dikhawatirkan akan memengaruhi negosiasi Pakta Nuklir tahun 2015. Iran dan AS berencana menjajaki upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *