PT PLN (Persero) merogoh kocek Rp11,35 miliar untuk membangun infrastruktur listrik di 10 desa di Kabupaten Nias dan Nias Selatan, Sumatera Utara. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono). |
Medan – PT PLN (Persero) merogoh kocek Rp11,35 miliar untuk membangun infrastruktur listrik di 10 desa di Kabupaten Nias dan Nias Selatan, Sumatera Utara.
“Kami terus bekerja maksimal untuk menerangi kawasan yang selama ini belum berlistrik, khususnya di Kepulauan Nias,” ujar General Manager PLN UIW Sumut Pandapotan Manurung, Selasa (29/6).
Pandapotan menyebutkan investasi sebesar Rp11,35 miliar itu digunakan untuk membangun hantaran udara tegangan menengah (HUTM) sepanjang 22,05 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) 24,33 kms, dan gardu berkapasitas 1.075 kVA, sebagaimana dikutip cnnindonesia.com.
“Infrastruktur kelistrikan yang dibangun PLN dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan listrik sekitar 648 pelanggan. Dengan investasi Rp11,35 miliar, berarti untuk melistriki setiap pelanggan biayanya sekitar Rp17,5 juta,” ungkapnya.
Adapun 10 desa yang segera dialiri listrik meliputi 6 desa di Kabupaten Nias, dan 4 desa di Kabupaten Nias Selatan.
Untuk Nias, yakni Desa Hiliborodano dan Desa Lewuoguri I di Kecamatan Somolo-molo, Desa Sihareo III di Kecamatan Ma’u, Desa Fatodano, Desa Sifaoroasi Ulugawo, dan Desa Sisobahili Ulugawo di Kecamatan Ulugawo.
Di Kabupaten Nias Selatan meliputi Desa Hiliwaebu dan Borowosi di Kecamatan Ulunoyo, Desa Tumari di Kecamatan Lolomatua dan Desa Sisarahili Huruna di Kecamatan Huruna.
Pembangunan listrik di 10 desa tersebut ditandai dengan pemancangan tiang di Desa Sifaoroasu Ulugawo, Kecamatan Ulugawo, Kabupaten Nias.
Warga desa, pemda dan DPRD menyambut antusias upaya mengantarkan listrik ke 10 desa terpencil tersebut.
Untuk mempercepat proses pembangunan infrastruktur, Pandapotan menambahkan PLN juga merangkul warga desa setempat.
“Misalnya terkait gangguan dari pohon. Kami berharap masyarakat bersedia jika petugas terpaksa melakukan penebangan atau perampalan pohon yang mengganggu jaringan,” jelas Pandapotan. (*)