suasana lockdown di Malaysia (Foto: AP Photo/Vincent Thian) |
Jakarta – Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa lockdown (penguncian) terkait pandemi virus Corona yang diberlakukan telah berhasil mencegah bencana.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah kepada Astro Awani seperti diberitakan The Star, Sabtu (26/6/2021).
Noor Hisham mengatakan, negara itu menghadapi kemungkinan 13.000 kasus COVID-19 per hari pada pertengahan Juni dan jumlahnya bisa meroket menjadi 40.000 kasus beberapa minggu kemudian, sebagaimana dikutip detik.com.
“Kita berhasil meratakan kurva infeksi tetapi masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kasus lebih lanjut,” tuturnya.
“Selama ada pergerakan dan berkumpulnya orang-orang di beberapa sektor, kita akan tetap pada tahap kita saat ini,” imbuhnya.
“Jika orang lain keras kepala, kita dapat membawa perubahan secara pribadi dengan mengendalikan gerakan kita sendiri, menyelamatkan diri kita sendiri dan keluarga kita,” katanya.
Dia mengatakan hal ini sangat penting karena varian Beta dan Delta dari virus Corona memiliki tingkat infeksi dan kematian yang lebih tinggi.
“Kita berada di tengah perang dan menyelamatkan negara kita harus menjadi prioritas. Jika tidak, kita bisa menghadapi nasib yang sama seperti India,” tandasnya.
Sebelumnya, pada 28 Mei lalu, Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa akan melakukan lockdown total selama 14 hari mulai 1 Juni. Pada saat lockdown diberlakukan hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang diizinkan untuk melanjutkan operasional.
Kemudian pada Jumat (11/6) lalu, Menteri Senior Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri Yaacob mengumumkan perpanjangan lockdown nasional. Lockdown diperpanjang 2 minggu hingga 28 Juni mendatang.
“Daftar positif/negatif (kegiatan yang diizinkan dan dilarang) dan prosedur operasi standar (SOP) untuk setiap kegiatan manufaktur, bisnis, dan industri tetap seperti yang diumumkan sebelumnya,” kata Ismail usai menghadiri rapat Dewan Keamanan Nasional, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (11/6/2021).
Ismail mengatakan perpanjangan dilakukan karena jumlah kasus harian COVID-19 masih di atas 5.000 kasus per hari.
Sebelumnya, jumlah kasus infeksi Corona sempat menembus angka 9.000 pada 29 Mei, sebelum tindakan lockdown dilakukan untuk menurunkan infeksi Corona. (*)