Ilustrasi (Foto: AP Photo/Vincent Thian) |
Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia akan memperpanjang aturan lockdown untuk mencegah penyebaran infeksi virus Corona atau COVID-19. Kebijakan lockdown rencananya akan berakhir Senin (28/6) besok.
Seperti dilansir Reuters dan The Star, Minggu (27/6/2021), Perdana MenteriMuhyiddinYassin menegaskan pihaknya tidak akan mengakhirilockdown sampai kasus harianCOVID-19 berada di bawah 4.000 kasus. Pada Sabtu (26/6) lalu, Malaysia masih melaporkan kasus harian sebanyak 5.803 kasus.
“Sekarang mereka mengatakan bahwa perintah kontrol gerakan (MCO) akan segera berakhir. Saya ingin mengatakan bahwa mulai sekarang, kami tidak menyebutnya MCO, tetapi kami mengatakan kami berada dalam fase tertentu dan sekarang kami berada di fase satu ( NRP) sampai Juli, mungkin hingga pertengahan bulan atau lebih,” kata Muhyiddin Yassin.
“Salah mengatakan 28 Juni adalah akhir dari MCO (lockdown),” lanjutnya. Perpanjangan lockdown akan dilakukan hingga kasus berada di bawah 4.000 dan vaksinasi meningkat.
“Saya ingin katakan kita masih dalam fase pertama NRP, dan ini akan terus berlanjut sampai nilai ambang batas di bawah 4.000 kasus tercapai, kasus di unit perawatan intensif turun dari level kritis dan vaksinasi meningkat,” katanya, sebagaimana dikutip detik.com
Pada 15 Juni lalu, Muhyiddin mengumumkan NRP, yang memiliki empat fase yang akan bertransisi secara bertahap. Untuk memungkinkan transisi ke fase dua, rata-rata kasus harian Covid-19 harus turun di bawah 4.000, sistem kesehatan masyarakat harus keluar dari tahap kritis, termasuk tingkat penggunaan tempat tidur di ICU kembali ke tingkat sedang, dan 10% dari populasi sudah menerima dua dosis suntikan vaksin.
Untuk fase tiga, akan dilaksanakan jika rata-rata kasus harian turun di bawah 2.000, yang ditargetkan paling cepat akhir Agustus. Sementara untuk transisi ke fase empat, diharapkan paling cepat akhir Oktober 2021.
Lockdown Berhasil Cegah Bencana
Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan lockdown yang diberlakukan di Malaysia berhasil mencegah bencana. Malaysia menghadapi kemungkinan 13.000 kasus COVID-19 per hari pada pertengahan Juni dan jumlahnya bisa meroket menjadi 40.000 kasus beberapa minggu kemudian.
“Kita berhasil meratakan kurva infeksi tetapi masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kasus lebih lanjut,” kata Noor Hisham.
Disebutkan, pengendalian dan kerja sama semua pihak sangat penting karena varian Beta dan Delta memiliki tingkat infeksi dan kematian yang lebih tinggi.
“Kita berada di tengah perang dan menyelamatkan negara kita harus menjadi prioritas. Jika tidak, kita bisa menghadapi nasib yang sama seperti India,” tandasnya.
Sebelumnya, pada bulan Mei, Malaysia memberlakukan kembali lockdown nasional. Saat itu, semua sektor ekonomi diizinkan untuk beroperasi, sementara perjalanan lintas distrik dan antar negara bagian serta kegiatan sosial, olahraga dan pendidikan dilarang.
Kemudian pada 28 Mei lalu, Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa akan melakukan lockdown total selama 14 hari mulai 1 Juni.
Namun Pada 11 Juni, Menteri Senior Pertahanan Ismail Sabri Yaakob mengumumkan perpanjangan lockdown diberlakukan hingga 28 Juni.(*)