Ilustrasi kapal Iran. (Sepahnews via AP) |
Jakarta – Iran dilaporkan mengirimkan kapal perangnya ke Samudera Atlantik. Amerika Serikat menduga kapal itu membawa senjata ke Venezuela.
“Saya sangat khawatir dengan pengiriman senjata, senjata jenis apa pun, di dekat kawasan kami,” ujar Menteri Pertahanan AS, Austin Lloyd, di hadapan Kongres, Kamis (10/6).
Ketika ditanya seorang senator dari Partai Demokrat, Richard Blumenthal, mengenai kemungkinan pemerintah AS “tahu betul isi kapal Iran itu,” Austin enggan menjawab.
“Saya ingin membiarkan pertanyaan itu hanya menjadi pertanyaan di pertemuan terekam ini, atau membawa perbincangan itu ke forum lain,” tutur Austin, sebagaimana dilansir AFP.
Wakil Kepala Tentara Iran, Habibollah Sayyari, mengatakan bahwa kapal penghancur Makran itu berangkat dari Pelabuhan Bandar Abbas pada bulan lalu.
Menurut Sayyari, misi Makran ini merupakan yang terpanjang dan paling menantang dalam sejarah Angkatan Laut Iran. Namun, ia tak menjabarkan lebih lanjut mengenai misi tersebut.
“Angkatan laut meningkatkan kapasitas pelayarannya dan membuktikan ketahanan mereka di lautan dan kondisi cuaca Atlantik yang sulit,” ucap Sayyari, seperti dikutip Associated Press.
Pelayaran Makran ini pertama kali menjadi perhatian setelah citra satelit dari Maxar Techonologies memperlihatkan tujuh kapal cepat di atas geladak Makran pada 28 April lalu.
Citra satelit dari Planet Labs Inc mengindikasikan Makran bergerak dari Pelabuhan Bandar Abbas setelah 29 April lalu. Namun, tak diketahui lokasi pasti Makran saat ini.
Pada Mei lalu, seorang pejabat anonim mengatakan kepada Politico bahwa ada sejumlah indikasi kapal tersebut menuju Venezuela, yang dikutip cnnindonesia.com.
Selama ini, Iran masih menjalin hubungan baik dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Venezuela diduga membeli sesuatu yang dibawa dengan kapal tersebut.
Kapal cepat yang dibawa Makran itu sendiri biasanya digunakan Iran untuk menghalau armada AS di Teluk Persia. Namun, belum diketahui kapal yang dibawa Makran itu memang untuk Venezuela atau bukan. (*)