Tanah Datar – Guna membicarakan berbagai hal terkait hubungan kedua daerah, Bupati Tanah Datar Eka Putra dan Bupati Solok Epyardi Asda, Sabtu (26/6), bertemu di Bukik Cinangkiak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.
Bupati Eka mengikutsertakan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Tanah Datar, di antaranya Asisten Suhermen, Kabag Pemerintahan Otonomi Daerah Herison, Kabag Humas Protokol Yusrizal, dan Kabid Tata Ruang Harniwati.
‘’Kita bersilaturahmi. Juga membicarakan situasi terkini di daerah masing-masing, termasuk rencana pengembangan kepariwisataan dan tapal batas. Tanah Datar dan Solok sama-sama tak punya ladang minyak, tapi kita punya Danau Singkarak yang indah. Ini yang akan dikembangkan,’’ ujar Eka.
Niat Pemkab Tanah Datar untuk mengembangkan kawasan wisata Danau Singkarak, mendapat sambutan positif dari Bupati Epyardi. Menurutnya, kedua daerah memang harus bekerjasama menggali dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Semakin banyak objek wisata, katanya, maka semakin banyak pula paket wisata yang bisa dijual kepada wisatawan.
Saat ini, selain berkeliling danau dan menikmati Singkarak di kawasan Ombilin, beberapa destinasi juga sudah tersedia, di antaranya Tanjuang Mutiara di Nagari Batutaba, dan panorama Aua Sarumpun di Nagari III Koto Padangluar.
Masih dalam konteks usaha pengembangan wisata, saat ini Danau Singkarak juga sedang diupayakan agar bisa masuk geopark nasional. Geopark (singkatan dari geological park) yang penetapannya dilakukan Unesco adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi, masyarakat setempat diajak berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang ada di kawasan tersebut.’
“Saya mendukung penuh. Mari bersama kita usahakan agar Geopark Danau Singkarak terwujud. Ini adalah cita-cita kita bersama,’’ kata bupati pada suatu ketika.
Eka meminta, di bawah koordinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Tanah Datar, semua diminta berperan sesuai kompetensi masing-masing, termasuk dalam hal ini para camat dan walinagari.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat dalam urusan pelestarian alam, edukasi, dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Bila Singkarak sudah ditetapkan sebagai geopark, tegasnya, tentu akan memberi dampak terhadap usaha meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama yang berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif.
Tim Geopark Ranah Minang, Dr. Febrin Anas pada kesempatan itu menjelaskan, potensi Singkarak untuk ditetapkan sebagai kawasan geopark cukup besar, karena faktor geologi, flora, fauna, dan budaya lokalnya sangat mendukung. “Pengembangan geopark berpilar pada aspek konservasi, ekologi, dan budaya. Masyarakat lokal bersama pemerintah bekerjasama melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan pariwisata,’’ katanya.
Disebutkan, untuk mewujudkan kawasan geopark, pihaknya membutuhkan dukungan semua pihak, terutama pemerintah daerah, perguruan tinggi, kalangan swasta, pegiat wisata, lembaga penelitian, dan masyarakat yang ada di kawasan yang akan dijadikan geopark tersebut.(*)