PT Perusahaan Listrik Negara mengalokasikan investasi untuk pengembangan jaringan listrik pintar atau smart grid Rp10 triliun hingga Rp25 triliun. |
Liputankini.com-PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalokasikan investasi untuk pengembangan jaringan listrik pintar atau smart grid sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 25 triliun. Langkah ini dilakukan untuk bisa menambah andal smart grid.
Direktur Perencanaan Koporat PLN Muhammad Ikbal Nur memaparkan, pada tahap awal implementasi smart grid berfokus pada keandalan, efisiensi, customer experience, dan produktivitas grid. Untuk tahap awal itu, PLN butuh capex sekitar Rp 10 triliun-Rp 25 trilinun.
“Itu untuk tahap pertama. Nanti ada pengembangan di tahap kedua untuk lebih fokus ke ketahanan dan keandalan smart grid,” ujar Ikbal, Senin (29/2).
Ia memerinci, ketahanan tersebut antara lain customer engagement, sustainability, dan self healing dengan estimasi capex Rp 30 triliun-Rp 50 triliun. “Pada lima tahun ke depan ini, kami menganggarkan memang belum terlalu besar barangkali. Ini mudah-mudahan kita bisa lihat hasilnya pada 2024 dan 2025,” tambah Ikbal yang diwartakan republikaonline.
Pengembangan jaringan listrik pintar dilakukan untuk menjawab isu-isu terkait transisi energi, yakni dekarbonisasi, digitalisasi, dan desentralisasi. Selain itu, sekaligus menjawab tantangan penyediaan tenaga listrik di Indonesia, meliputi efisiensi atau losses, keandalan, kemudahan, dan keberlanjutan.
“PLN terus melakukan pilot project untuk smart grid walaupun semua kami lakukan secara bertahap dan kami masih dalam rangka pembelajaran bagaimana kami membuat sebuah piloting yang lebih besar dan lebih berdampak ke konsumen PLN,” kata Ikbal.