Liputankini.com-Bunda Literasi Padang Panjang, Dian Puspita Fadly Amran mengatakan, literasi bukan sekadar membaca buku. Literasi adalah bagaimana bisa membaca alam sekitar, berinteraksi dengan lingkungan sekitar, merespon apa yang terjadi di sekeliling masyarakat
“Jadi membaca hanyalah salah satu bagian dari literasi. Kita berharap, masyarakat Padang Panjang menjadi masyarakat yang literat. Salah satu caranya, dengan menguatkan budaya membaca pada berbagai tempat. Baik di rumah, taman bacaan, sekolah, perpustakaan maupun tempat lainnya,” katanya di hadapan peserta sosialisasi bunda literasi kecamatan dan kelurahan yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) di pendopo rumah dinas walikota, Jumat (26/2/2021).
Dokter Dian meminta para bunda literasi kelurahan dan kecamatan harus bisa menjadi motivator bagi seluruh stakeholder. “Terus menebarkan virus gemar membaca, menulis, berpidato dan mengaji,” katanya.
Saat ini baik ibu bahkan anak, bisa dikatakan sehari tidak pernah memegang buku. “Namun memegang handphone bisa setiap jam. Kita bisa membaca melalui handphone tidak harus dengan buku. Membaca melalui gadget itu juga literasi. Mari sama-sama kita wujudkan Padang Panjang sebagai kota literasi,” ajaknya.
Kepala DPK, Alvi Sena menjelaskan, setiap bunda literasi mempunyai peran penting dalam memajukan literasi di daerah. Mulai dari mengajak masyarakat untuk membaca, menulis, mengajak anak-anak untuk kembali membuka buku, berhitung, mengenalkan ke mereka kembali permainan anak nagari.
“Literasi memang tidak hanya terfokus pada membaca dan menulis. Banyak aktivitas menjadi sebuah literasi, seperti berkumpul dalam menciptakan sebuah kreasi yang terbuat dari bahan bekas, sehingga bisa memiliki nilai jual.
Memberikan dan mengajak masyarakat serta generasi muda untuk jangan sampai terpengaruh dengan budaya luar serta banyak lagi yang lainnya,” terangnya seraya mengatakan hal ini yang akan dikembangkan di Padang Panjang. (*)